WIRO SABLENG
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
Episode : PERJANJIAN DENGAN ROH
DALAM kegelapan dan dinginnya udara malam, Djaka Tua tambatkan kudanya di batang pohon kelapa. Debur ombak serta deru tiupan angin laut selatan terdengar sambung-menyambung tak berkeputusan. Lelaki berusia lebih setengah abad ini memandang dulu ke arah laut luas sebelum melangkah menuju gundukan batu membentuk bukit terjal setinggi sepuluh tombak dan panjang hampir tigaratus kaki di samping kirinya. Walau sebelumnya cuma satu kali datang ke tempat itu namun Djaka Tua masih ingat jalan yang harus diambil. Di malam gelap tidak mudah menyusuri lamping bukit batu terjal serta licin terkikis angin mengandung garam. Sesekali dia dikejutkan oleh suara kepak sayap kelelawar yang terbang rendah.
Djaka Tua adalah pembantu di rumah seorang pejabat tinggi yang diam di pinggiran Kotaraja. Nama sebenarnya Akik Sukro namun karena sampai usia limapuluh tahun lebih dia belum beristri, teman-teman memanggilnya Djaka Tua. Tidak kawinnya Akik Sukro mungkin karena cacat yang dideritanya sejak kecil yaitu dia memiliki sebuah punuk di belakang leher sehingga tidak ada perempuan yang suka padanya walau sehari-hari dia adalah seorang lelaki baik budi pekerti dan tutur bicaranya.
Langkah Djaka Tua terhenti ketika hidungnya mencium bau kemenyan. Ada rasa merinding namun juga rasa lega karena bau kemenyan itu menandakan tanda orang yang dicarinya berada di dalam goa di lamping bukit sebelah bawah. Untuk mencapai goa yang dikenal dengan nama Goa Girijati itu bukan hal yang mudah. Sekali kaki terpeleset tak ampun lagi Djaka Tua akan jatuh dari lamping bukit batu, ditunggu hamparan batu-batu cadas lancip di bawah sana.
Bau kemenyan semakin santar. Sejarak duapuluh langkah di depannya Djaka Tua melihat satu cegukan di bukit batu. Di dalam cegukan samar-samar ada cahaya tak begitu terang, membersit keluar dari satu lobang besar yang mer
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #143 : Perjanjian Dengan Roh - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri Populer
-
Alkisah, ada sepasang kekasih yang saling mencintai. Sang pria berasal dari keluarga kaya, dan merupakan orang yang terpandang di kota terse...
-
Namaku Titik anak pertama dari pasangan suami isteri Bagong Mochamad Soebejo asal Mojokerto dan Tjatis Soepiani asal Surabaya. Bapak dan ib...
-
1953 Aku dilamar seorang tentara berpangkat letnan dua bernama Bambang Soetikno kelahiran tahun 1923 (beda 10 tahun dengan aku). Bambang asa...
-
Seorang anak sambil menangis kembali ke rumah. Ia menangis semakin keras ketika bertemu ibunya. Ia merasa segala usahanya tidak dihiraukan b...
-
JEPANG MASUK. Tahun 1940, kami tinggal di jalan Jember kemudian pindah ke jalan Sekar Putih tahun 1941. Tahun 1942 tentara Jepang masuk me...
-
Sudah lama aku ingin mengumpulkan cerita dari orangtuaku, sampai salah satu orang tuaku meninggal, yaitu ayahku yang kami anak-anaknya me...
-
Sebuah toko hewan peliharaan (pet store) memasang papan iklan yang menaik bagi anak-anak kecil, "Dijual Anak Anjing". Segera saja...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar